Hari PPL kedua di SDN Pejagan 1 Kecamatan Bangkalan. Setelah hari PPL
pertama yang terasa begitu lama. Karena pada hari itu setelah acara penyambutan
kegiatan kami masih sibuk mengatur administrasi dan sebagainya. Selain itu ya
duduk bengong. Ngerumpi (ngegosip kali ya) and doing nothing. Ada sih tugas
yang lebih berguna, jadi tukang mencet bel. Alhasil bel pulang menjadi
satu-satunya suara yang dinantikan. haha
Hari kedua lebih berwarna. Kami mulai tahu apa yang harus dilakukan. Hari
ini kami lebih merasa menjadi calon guru. Aku dan neng upi (motorku) tiba di
pintu gerbang sekolah sekitar jam tujuh kurang beberapa menit (setelah
gila-gilaan ngajak neng upi ngebut). Alhamdulillah, leganya bu guru desi tidak
terlambat. J
Dengan senyum lega aku menuntun neng upi memasuki halaman sekolah. Disana
sudah banyak siswa yang datang, sedang bermain menunggu bel masuk berbunyi. Well I am so surprised ketika mereka bergerombol menghampiri kami (aku
dan teman kelompok) dan satu-persatu menciumi tangan kami. yes, I am touched. Percayalah, ini adalah salah satu hal kecil yang
berkesan. Cara terbaik untuk membuat calon guru seperti kami tersanjung dan
melayang :D
ketua kelompokku, Farisi berkata “hebat ya gurunya. Coba aku punya
murid-murid seperti ini. Yang dibutuhkan itu ya ini loh… bukan pinternya, tapi
akhlaknya.” Dan aku meng-amini.
Dan ada sedikit cerita lucu juga dari Time, yang mengeluh tangannya jadi
bau mi goreng gara-gara ada salah satu murid yang menyalimi tangannya dalam
kondisi mulut masih penuh dengan mi. hahaha namanya juga anak-anak.
Itu respon dari siswa yang mengerti bahwa kedatangan kami ke sekolah
mereka adalah sama dengan bapak ibu gurunya. Tapi untuk anak kelas satu dan
kelas dua, lain lagi ceritanya.
Saat jam istirahat aku berdiri di dekat pintu kelas 1. Seorang anak dengan
wajah lugunya bertanya kepadaku, “suntikan ya?”
Huahahhahahaha… jujur ingin sekali ketawa ngakak di depan anak itu, but
I am in action now! Harus jaga sikaplah, dengan tersenyum aku menjawab “bukan”.
Lalu anak itu tersenyum malu dan kembali ke kelasnya.
Menjelang habisnya waktu istirahat, aku berada di area dekat kelas dua. Lagi-lagi
seorang anak berwajah polos bertanya, “suntikan ya bu?”
Apakah orang baru yang datang ke sekolah ini hanya petugas dari dinas
kesehatan? Pikirku. Hehe
“bukan, sayang. Memangnya kenapa kalau disuntik?”
“gak mau, bu. Takut.”
Oke, kesimpulan dihari kedua PPL ini adalah penampilanku tidak seperti
guru, tapi lebih seperti tukang suntik! Hahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar