Apa yang diucap tetes
hujan saat menyapa tanah? Aku hanya mampu mengeja riak dan suara perciknya.
Memang merdu, membuatku bisa duduk diam cukup lama menikmati hanya untuk
akhirnya berkata “aku sedang mendengarkan ‘entahlah’ ”. kusebut itu ‘entahlah’
yang tidak ku tahu namanya, namun ku mengerti.
Sekali lagi
tetes-tetes bersua tanah. Memecah genangan, mencipta riak. Ku pejamkan mata,
agar indraku lebih fokus mendeteksi suara itu. Tes.. Hai ‘entahlah’, tess.. hai
’entahlah’, tess… hai ‘entahlah’ yang lainnya, tess.. tess.. tess.. hai ribuan
‘entahlah’…
Mungkin aku aneh,
entahlah…
Mungkin aku
berlebihan menyukainya, entahlah…
Mungkin aku tak ada
kerjaan, entahlah…
Aku menyukainya, aku
tahu itu.
Aku ssangat
menikmatinya, aku tahu itu
Aku tersenyum
karenanya, aku tahu itu
Namun, ‘entahlah’ aku
tidak tahu aku ini kenapa?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar