Jika angin adalah desiran pembawa pesan, apa yang akan kau bisikkan?
Bisikkan tepat di telinganya, “aku
sedang memikirkannya. tolong jemput senyumnya yang tertinggal, aku bisa gila
jika terlalu lama menatapnya”
ah, kau tak akan gila. Hanya saja kau akan amnesia ketika senyum yang
nyata berada sekian senti di hadapanmu.
Apakah saat itu aku akan lebih
mengingat namanya daripada namaku?
Bisa jadi. Bukankah kau adalah pecinta yang bara? Melahap habis dirimu
demi kekasih sejati
Apakah dia juga akan mengingat
namaku? Jujur, aku takut pikirannya tidak sama. Dan bukankah bara selalu
berakhir menjadi asap?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar