Assalamualaikum… :)
Salam kenal, namaku Desi Faizah Cahyati. Yup, nama akun ini
diambil dari nama belakang sekaligus bagian favoritku dari tiga kata yang
menyusun nama lengkapku. CAHYATI, mama bilang adalah singkatan dari Cahaya
Hati. Nama ini diberikan dengan harapan aku akan memiliki hati yang bercahaya
dan sinarnya memancar keluar. Ehmm… kenyataannya?? Silahkan nilai sendiri.
Aku lahir, tumbuh, dan berkembang di pulau garam, Madura.Tau
Madura kan? Bohong deh kalo gak tau, Madura udah terkenal dari dulu di seantero
negri ini dengan kerapan sapinya, dan lebih terkenal lagi semenjak ada jembatan
Suramadu. Apa pendapat kalian tentang pulauku? <pendapat baik atau buruk,
siapa yang perduli. Aku tetap oreng Madure, J> yeah, you know, I love this
island so much much much, live and die
here deh kalo bisa…! “Madura, akulah darahmu”, itu kata budayawan
kebanggaan Kabupatenku Sumenep, bapak D.
Zawawi Imron.
Dan, percaya atau nggak, pulau ini pasti juga sayang banget
sama aku. Gak percaya? Terbukti saat aku mengikuti SNMPTN tahun 2011. Dari
beberapa PTN tempatku mendaftar, diantaranya di Malang dan Surabaya, mentoknya
diterima di PTN yang ada di Madura juga. Padahal rencana kepergianku gak
jauh-jauh, Cuma antara Surabaya atau Malang. Ternyata Madura tidak mengizinkan
aku beranjak meninggalkannya. <maaf geje. Curhatan orang gagal yang selalu
mencoba berbaik sangka.>
Iya, aku kuliah di PTN yang ada dan satu-satunya di Madura.
Aku tegasin sekali lagi, di Madura ada loh ya PTN. Pengumuman deh… Madura punya
kok PTN!! Selama ini yang tahu Cuma orang-orang di wilayah terdekat aja, jadi
buat kamu yang baru tahu, please… santai aja, gak usah ngerutin dahi, nyatuin
alis, dan berkata, “masa’ sih?”. Nih, aku perkenalkan. UTM namanya. Universitas
Trunojoyo Madura. Letaknya sekitar 5 kilometer ke pelabuhan Kamal. Pelabuhan
yang menghubungkan Madura dan Surabaya. Kita juga punya gedung tinggi, hehe..
berlantai sepuluh. Pake lift loh.. hehehe. Kayaknya juga bakal jadi
satu-satunya gedung yang pake lift di Madura <kalo ada selain UTM, tolong
kasi tau ya, mungkin aku lupa>
Tapi kenapa hal-hal yang berbau Madura itu selalu
diremehkan? Saya menulis ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Sering,
ketika orang bertanya, “kuliah dimana?” aku jawab, “di UTM.” Lalu mereka akan
mengatakan hal yang sejenis meskipun beda kata, misalnya “oh… iya, gak pa-pa
kok.”. saya mempertanyakan maksud dari ‘gak pa-pa kok’ itu. Kalimat itu buat
aku sama aja dengan “kampus kamu gak jelek-jelek banget kok tapi ya bukan bagus
juga”. Jujur, aku tersinggung. Tapi lagi-lagi saya adalah orang yang selalu
berusaha berbaik sangka, jadi saya tidak hiraukan kata-kata itu.
Toh hidup bakalan bagus kalo kita ngejalaninnya dengan
bagus. Kalo sebelum dijalani aja pikirannya udah gak bagus, ya alamat juga gak
bakal nyasar ke bagus. Dalam artian, pasti gak bagus juga. Ya.. itulah saya
yang mencoba berfilsafat ala kadarnya, mohon kalo pusing bacanya jangan tuntut
saya. ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar