Minggu, 06 Oktober 2013

2nd poem

Duka Cita Hati

Singkirkan semua kumpulan kata itu
Tak ada lagi kandungan sihirnya
Telah kering dihisap tongkatmu sendiri
Dengan angkuh kau ayunkan
Mengirim mantra pembunuh
Perlahan menyusup diantara udara yang kuhirup
Dan, seketika
Aku merasa ada yang mati
Aku dengar ada yang menangisinya
Intiplah apa yang terjadi!
Di dalam hatiku,
Sebuah rasa tergeletak tanpa nyawa
Seluruh tubuhnya penuh lebam
Tapi ia terbaring dengan senyuman
Dalam wasiatnya,
Tak ada kutukan atau tuntutan
Ia pergi dengan ikhlas
Membawa diri menemui Tuhannya
Sedang sang hati,
menangis tersedu melepas kepergiannya
merasa belum siap kehilangan penghuni
yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah mengadu,
mengakui kerapuhannya pada Tuhan
dengan mata sembab, mencoba berdialog
“Tuhan, maukah kau memelukku?”
Lalu ia merasakan tangan kokoh menopang tubuhnya yang melemah
“Tuhan, aku kehilangan dia”
“kau tidak kehilangan siapapun, aku menyimpannya untukmu”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar