Jumat, 11 Oktober 2013

cicak di dinding

anak kecil mempunyai imajinasi yang lebih kuat daripada orang dewasa. aku perhatikan si kelik, ponakanku yang umurnya baru 4 tahun, kepolosannya itu termasuk imajinasi cling dan cemerlang. pokoknya hal-hal yang gak kepikiran sama orang dewasa. pernah waktu itu karena dia susah banget tidur siang, aku bercandain tapi sedikit ngancem juga, "ayo dong tidur, ntar tante kasih obat tidur loh yaa" dia bukannya takut atau gimana (atau mungkin gak ngerti obat tidur itu apaan, hehe) malah ngejawab dengan riang dan yakin, "iya te, mau! trus habis itu minum obat bangun ya!" aku sih ketawa aja dengernya. rasanya pengen jitak kepalanya atau cubit pipinya, abis jadi orang kok ngegemesin banget.
btw... setelah aku inget-inget, aku dulu gak jauh beda sama dia! tukang khayal. (mungkin sekarang juga masih, meskipun khayalannya udah rada masuk akal). gak usah ditanya, pengen jadi tuan putri, pengen jadi artis, bahkan pengen jadi personel power rangers, aku pernah. :D
begitu juga dengan iajinasi dari benda2 yang ku lihat. naik motor bareng papa di malam hari, aku selalu lihat bulan yang ngikutin kami. saat itu aku langsung berpikiran bahwa bulan itu adalah mata-mata yang mengintai perjalananku dan papa.
barusan, winamp di komputerku muterin lagu "cicak di dinding"nya dewi lestari. dan dengan heboh aku langsung ketawa sendiri, dulu waktu aku SD sekitar kelas 4 atau 5 aku juga perah berpikiran hal yang sama dengan cerita di lirik lagunya.
berawal dari seringnya aku lihat cicak nempel dimana-mana, di dinding teras, kamar mandi, kamar tidur, dapur, dll. setiap aku melakukan aktivitas di dalam rumah, hewan kecil itu selalu menyita sedikit perhatianku. karena aku merasa ada yang mengawasi. aku makan, ada cicak  mengawasiku. sebelum tidur, juga ada cicak yang masih mengawasiku. bahkan saat pipis, hehe rasanya ingin mengusir hewan kecil itu untuk sementara. dulu, dalam pikiranku, 'bagaimana kalau cicak-cicak ini adalah jelmaan manusia?'. karena imajinasiku yang tak terkendali waktu kecil itu, tidak jarang aku menatap mata cicak dalam-dalam dan mengajaknya berbincang, (kalau dipikir-pikir lagi, rasanya gila banget aku dulu).
agak besar, saat udah tahur rasanya naksir temen, aku masih berimajinasi dengan cicak-cicak di dinding itu. berkhayal seumpama cicak itu adalah jelmaannya, dan mulai berbincang, 'kamu belum pulang? aku udah mau tidur kok. apa? kamu mau tetep disini? baiklah, selamat tidur' lalu aku akan tidur sambil tersenyum. takut banget kelihatan jelek. heehehehe
sampai saat ini, setiap kali melihat cicak nempel di dinding, aku masih berpikir, 'cicak adalah hewan pemerhati manusia'. dari kecil sampai sekarang aku merasa selalu di awasi oleh seekor hewan kecil merayap yang keberadaannya pun kadang tidak disadari.
apalagi setelah mendengar lagu ciptaan dewi lestari ini, seketika aku juga ikut berharap, andai aku mampu menjadi cicak di dinding kamarnya, aku bisa berada dekat dengannya tanpa dia sadar, dan memandanginya sepanjang malam selama ia terlelap. memakan nyamuk-nyamuk di kamarnya, agar ia tetap tidur dengan pulas. ;)


Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimuTiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati
Kadang benda mati yang memenangkanTempat di sisimuAtau hewan kecil yang luput dari pandanganmu
Ku berserah dalam ketakberdayaanBerbahagia dengan satu impianDan satu kejujuranku
Ku ingin jadi cicak di dindingmuCicak di dindingmuHanya suara dan tatapku menemanimu
Dan ku menyadari tangankuTak kan mampu meraihmuWalau ku tahu tanganmu tak kan lelah memberi
Tidurlah, tidur, buih ombakkuPercikmu abadi menyegarkankuNamun biarlah kini...Kuingin jadi cicak
S'perti cicak di dindingmuCicak di dindingmuMelekat, menemani, membelai dinding jiwamu...
(Dewi Lestari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar