Untuk Sebuah Senyum dalam Kanvas
Kau adalah tungku
terhangat dikala hujan
Tempatku meringkuk,
dan memanjakan diri
Kau adalah lagu
pengantar tidur
Menggiringku menuju
alam mimpi yang indah
Kau adalah kanvas
kosong
Aku selalu ingin
melukis senyum disana
Karena mimpi yang kita
rangkai bersama,
Telah tergantung di
langit
Bahkan kita
memandanginya sesaat sebelum tidur
Haruskah melawan angin
dan gumpalan awan untuk sampai disana?
Kau mengagguk,
Meyakinkanku untuk
berani melangkah
Meskipun itu berarti menjauhkanku dari tungku terhangat.
Aku mulai mengerti
rasanya kedinginan
menggigil tanpa tempat
yang nyaman
ingin kembali, pulang
ke pelukanmu
dan tidur lelap dalam
kehangatan
samar lalu terang tergambar garis-garis anggun
wajahmu
Wajah menenangkan yang tak pernah lupa ku bawa
sebagai bekal perjalanan
Wajah mendamaikan yang selalu ku andalkan dalam ketakutan
Dan senyuman yang ku ingat sebagai penyemangat
saat aku ingin berhenti
Demi melihat kanvas
berlukiskan senyum banggamu,
Akan ku teruskan
perjalanan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar